Tiba-tiba hilang,
Tiba-tiba datang,
di keramaian malam.
kota malang,
seorang bocah menafsirkan ketakutan,
akan hal yang menyeramkan,
yang ingin dilupakan,
yang ingin dibuang,
atau bahkan ingin diingat selama hidupnya.
sehingga jantungnya berlomba.
ingin mengatakan apa yang ada di benak.
bahkan di lidah pula.
tapi naluri merasa keberatan,
untuk melangkah atau menghentikan langkah,
untuk bergerak atau menghentikan gerak,
untuk merealisasikan cita-cita atau sekedar penikmat suasana,
semua energinya hanya tersisa,
untuk menghela nafas sejenak,
untuk mengistirahatkan raga,
untuk mengembalikan gairah,
dan untuk membayangkan sebuah jawaban,
"apakah di waktu yang tersisa,
langkahku akan bermanfaat,
(bagi banyak orang)
atau sia-sia semata?"
matanya mulai terpejam, dimiringkan tubuh kecilnya, di pelataran masjid besar, meski banyak jamaah didalamnya, sedang khusyuk mendengar ceramah. berapa kali Allah berfirman, "Innallaha ma'asshobirin (Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar)"?
serta di QS At-Taubah: 40, "Laa Tahzan, Innallaaha ma'anaa (jangan bersedih, sungguh Allah bersama kita)"?
kata seorang ustadz, yang tidak dia ketahui namanya..
Akhirnya, dia "kembali" untuk melangkah,
berlomba,
mengejar ketertinggalan,
memperbarui motivasi pada setiap harinya,
melawan egois demi sebuah ambisi nyata,
meski tak tahu apa hasilnya,
di suatu hari yang akan datang...
hingga aku dan dia kembali kepada ketiadaan kita..
Surabaya, 4 Oktober 2018
22:00
#tholabulilmiajadulu
Tiba-tiba datang,
di keramaian malam.
kota malang,
seorang bocah menafsirkan ketakutan,
akan hal yang menyeramkan,
yang ingin dilupakan,
yang ingin dibuang,
atau bahkan ingin diingat selama hidupnya.
sehingga jantungnya berlomba.
ingin mengatakan apa yang ada di benak.
bahkan di lidah pula.
tapi naluri merasa keberatan,
untuk melangkah atau menghentikan langkah,
untuk bergerak atau menghentikan gerak,
untuk merealisasikan cita-cita atau sekedar penikmat suasana,
semua energinya hanya tersisa,
untuk menghela nafas sejenak,
untuk mengistirahatkan raga,
untuk mengembalikan gairah,
dan untuk membayangkan sebuah jawaban,
"apakah di waktu yang tersisa,
langkahku akan bermanfaat,
(bagi banyak orang)
atau sia-sia semata?"
matanya mulai terpejam, dimiringkan tubuh kecilnya, di pelataran masjid besar, meski banyak jamaah didalamnya, sedang khusyuk mendengar ceramah. berapa kali Allah berfirman, "Innallaha ma'asshobirin (Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar)"?
serta di QS At-Taubah: 40, "Laa Tahzan, Innallaaha ma'anaa (jangan bersedih, sungguh Allah bersama kita)"?
kata seorang ustadz, yang tidak dia ketahui namanya..
Akhirnya, dia "kembali" untuk melangkah,
berlomba,
mengejar ketertinggalan,
memperbarui motivasi pada setiap harinya,
melawan egois demi sebuah ambisi nyata,
meski tak tahu apa hasilnya,
di suatu hari yang akan datang...
hingga aku dan dia kembali kepada ketiadaan kita..
Surabaya, 4 Oktober 2018
22:00
#tholabulilmiajadulu
Comments
Post a Comment