aku tahu, aku harus siap!
meski tulang-tulangku mulai rapuh,
Kulitku mulai keriput.
kedua mata mulai menyipit.
sekujur tubuh penuh atas luka yang amat perih.
.
aku pernah berjaya, kala itu.
namun, juga pernah takluk karena malu.
ditengah guyuran hujan pada akhir tahun.
karena tendangan jarak jauh.
tengadah dan selalu tengadah.
Bermain habis-habisan hingga tetes keringat terakhir terperas dari tubuh kita.
Hmm... Itu sebab aku geram.
Tak rela melihat kita tertunduk seperti tak bernyali.
aku ingin berteriak sekencang-kencangnya
"Kudu menang! ojo kalah!"
.
aku teringat.
ketika kaki beradu kaki.
bahkan mulut juga mengikuti.
pujian bahkan makian tersemat pada kedua telinga ini.
tapi, aku tak peduli.
aku masih fokus dengan bola itu.
dan ku abaikan rindu yang menyeruak kala itu
Namun, bola itu berhasil mengelabuiku.
aku mulai terpukul.
meskipun ratusan orang bertepuk tangan memujiku.
.
.
Hmmm..
Kini, aku hanya bisa mengangkat tangan.
melawan apa yang ada pada benak.
ingin kembali. tapi tak mungkin!
ingin pula merasakannya saat ini.
tapi juga mustahil!
aku hampir menyerah.
semua energi terkuras habis tak berguna.
tapi aku harus bermimpi.
karena mimpi itu harus indah.
layaknya masa lalumu yang kau jalani bersama keluarga tercinta.
.
.
"ngempet iku kuncine wong sukses"
Kata Abah pada lebaran.
.
.
Surabaya, 20 Mei 2018
#tholabulilmiajadulu
Comments
Post a Comment